Clock

Post Icon

Bulan


Ø  8 Fase-Fase Bulan
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.


Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik).

Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari bumi. Fase bulan itu tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Fase bulan disebut juga aspek bulan.
Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing fase Bulan :


Fase 1 – New Moon (Bulan baru): Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.
Fase 2 – Waxing Crescent (Sabit Muda) : Selama fase ini, kurang dari setengah bulan yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap akan lebih besar.
Fase 3 – Third Quarter (Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.
Fase 4 – Waxing Gibbous: Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran. Sebagai fase berlangsung, bagian yang daftar akan lebih besar.
Fase 5 – Full Moon (Bulam purnama): Sisi bulan yang menghadap bumi cahaya dari matahari benar-benar, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi.
Fase 6 – Waning Gibbous : Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil.
Fase 7 – First Quarter (Kuartal I): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.
Fase 8 – Waning Crescent (Sabit tua): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil. Penjelasan Sederhana Fase-Fase Bulan
Rasanya akan lebih mudah untuk mengertikan siklus bulan dengan mengenal fase Bulan Mati/Baru dan Bulan Purnama, Kuartal I dan Kuartal III dan fasa-fasa di antaranya.

Bulan Mati/Baru terjadi pada saat Bulan kurang-lebih berada dalam satu garis lurus di antara Matahari dan Bumi (Kenapa lebih-kurang akan diterangkan di bawah). Seluruh permukaan bulan yang disinari matahari berada di bagian “belakang” bulan, di bagian yang tidak bisa kita lihat dari Bumi.

Pada Bulan Purnama, Bumi, Bulan dan Matahari kembali kurang-lebih berada dalam satu garis lurus, tetapi pada posisi yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga seluruh pemukaan bulan yang disinari matahari berhadapan dengan kita. Sisi gelapnya tersembunyi di “belakang”.

Kuartal I dan Kuartal III dari fasa bulan (keduanya sering disebut Bulan Setengah (Half Moon) terjadi bila posisi Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sudut 900 sehingga kita melihat persis separuh bagian bulan yang disinari matahari dan separuh bagian lagi gelap.

Dengan mengenal ke empat fasa di atas maka keempat fasa lainnya akan lebih mudah dimengerti, karena semuanya merupakan gambaran dari proses transisi dari satu fase ke fase berikutnya

Untuk memudahkan mengingat dan mengerti keempat fase lainnya itu kita istilahkan ; Sabit (Crescent), Gibbous, Waxing (membesar) dan Waning (mengecil).

Sabit (crescent) menunjukkan fasa dimana bulan terkesan disinari kurang dari separuh permukaannya . Sedangkan Gibbous menunjukkan fasa dimana bulan disinari lebih dari separuh permukaannya. Waxing pada prinsipnya menunjukkan pembesaran atau perluasan penyinaran. Sedangkan Waning adalah pengecilan atau penciutan penyinaran

Sehingga kita bisa mengkombinasikan istilah istilah di atas untuk menunjukan fasa-fasa bulan, sebagai berikut :
Setelah fasa Bulan Baru (ijtima), sinarnya mulai membesar, tapi masih kurang dari setengahnya, diistilahkan sebagai Waxing Crescent (Sabit Muda). Setelah Kuartal I (Bulan Setengah), porsi penyinarannya tetap masih bertambah sehingga lebih dari setengahnya, sehingga disebut sebagai Waxing Gibbous. Setelah mencapai Purnama, selanjutnya penyinaran akan mulai mengecil, sehingga disebut Waning Gibbous. Terus mengecil untuk mencapai Kuartal III (Bulan Setengah) untuk selanjutnya menjadi Waning Crescent (Sabit Tua) demikian seterusnya menjadi Bulan Mati atau Bulan Baru (ijtima) kembali.

Ø  Umbra  adalah bayangan inti yang berada di bagian tengah sangat gelap pada saat terjadi gerhana bulan.
Ø  Penumbra adalah bayangan kabur yang terjadi pada saat gerhana bulan.


Ø  Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi karena sinar matahari yang menuju bulan terhalang bumi. Karena sinar matahari mengarah ke bumi, di belakang bumi terbentuklah bayangan, yaitu bayangan gelap total (umbra) dan bayangan redup (penumbra). Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada pada daerah umbra. Jika bulan berada di daerah penumbra, gerhana yang terjadi adalah gerhana bulan sebagian atau gerhana parisal. Gerhana bulan terjadi pada waktu malam hari. Proses terjadinya gerhana bulan dapat dilihat pada gambar berikut. Jika kita lihat gambar di bawah, gerhana bulan terjadi jika posisi Matahari - Bumi - Bulan berada dalam satu garis.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-ZQD4CoJc5FNT12179zbC3KzFkYUlwOu3b0FLXH0YuyPj8BCtnBUH2qtLz9u4rAOIkRL3TRSgA3p2mwExWC8ZGAes86CIQcioPYf3KwrKK5rJPrWIxAwNaMPMUSC0pWLT2THTzuzTNhA/s320/gerhana-bulan.jpg

Ø  Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi jika bulan melintas di antara Bumi dan Matahari. Bumi yang berada di daerah umbra akan mengalami gerhana matahari total, sedangkan bumi yang berada di daerah penumbra akan mengalami gerhana matahari sebagian (parsial). Gerhana matahari terjadi pada waktu siang hari. Proses terjadinya gerhana matahari dapat dilihat pada gambar berikut. Kita lihat bahwa posisi Matahari - Bulan - Bumi berada pada satu garis lurus.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2CgWXqUIATbw1ZtkNa3RmE_8OKrWAHWIJw6KvhI70xTcUZnQ_UMb-Y7mee8dPGOQYvo3tFy1g7CinOnAA9BzGeO20wWe9TX8GmBMSwMWADYaV4lh9mUNGy5J_yerMv-F84hU6HMpfn-Q/s320/gerhana-matahari.jpg

Ø  Manfaat Pasang Surut Air Laut
Peristiwa pasang surut air laut bermanfaat untuk hal – hal sebagai berikut:
Þ    Pembuatan garam,
Þ    Persawahan Pasang Surut,
Þ    Berlayar atau berlabuhnya kapal di dermaga yang dangkal,
Þ    Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs)
Penggerak Generator Listrik, dsb




Ø  http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:hADsHEQBEBc9CM:http://scienceblogs.com/startswithabang/upload/2009/07/could_we_garden_on_mars/moon.jpgTeori Ilmiah Tentang Asal Usul Sejarah Terbentuknya Bulan
Banyak teori yang menjelaskan tentang asal usul terbentuknya bulan, namun tidak semuanya dapat diterima. Untuk dapat diterima, setiap teori yang menjelaskan asal usul Bulan harus menjelaskan fakta-fakta berikut:
  • Kepadatan bulan rendah (3,3 g / cc) menunjukkan bahwa bulan tidak memiliki inti besi besar seperti Bumi.
  • Batuan Bulan memiliki sedikit zat volatile (misalnya air), yang berarti pembakaran ekstra dari permukaan bulan relatif terhadap Bumi.
  • Kelimpahan relatif dari isotop oksigen di Bumi dan di Bulan yang identik, yang menunjukkan bahwa Bumi dan Bulan terbentuk pada jarak yang sama dari Matahari.

Berbagai teori telah diusulkan untuk pembentukan Bulan. Di bawah teori ini terdaftar bersama dengan alasannya:
  • Teori Fisi: Teori ini mengusulkan bahwa Bulan pernah bagian dari bumi dan entah bagaimana terpisah dari bumi pada awal sejarah tata surya. Cekungan Samudra Pasifik ini adalah bukti yang paling populer untuk bagian bumi yang hilang. Teori ini didasarkan karena komposisi Bulan menyerupai mantel bumi dan Bumi yang berputar cepat bisa membuang lapisan luar bulan. Namun, sistem Bumi-Bulan tidak menunjukkan adanya petunjuk tentang putaran cepat tersebut.
  • Teori Capture: Teori ini mengusulkan bahwa Bulan terbentuk di tempat lain dalam tata surya, dan kemudian ditangkap oleh medan gravitasi bumi. komposisi kimia yang berbeda Bulan ini dapat dijelaskan jika terbentuk di tempat lain dalam tata surya, namun, menangkap ke orbit Bulan sangat tidak mungkin. Sesuatu harus memperlambatnya hanya dengan jumlah yang tepat pada waktu yang tepat, dan ilmuwan enggan untuk percaya pada teori ini.
  • Teori Kondensasi: Teori ini mengusulkan bahwa Bulan dan Bumi kental secara individual dari nebula yang membentuk tata surya, dengan Bulan terbentuk di orbit sekitar Bumi. Namun, jika Bulan terbentuk di sekitar Bumi maka ia harus memiliki komposisi hampir sama dengan bumi. Secara khusus, harus memiliki inti besi yang signifikan, tapi ternyata tidak.

Ada satu teori yang masih harus dibahas, dan diterima secara luas hari ini.

The Giant impactor Theory (The Ejected Ring Theory)



Teori ini menyatakan bahwa planetesimal (atau planet kecil) ukuran Mars menghantam Bumi sesaat setelah pembentukan tata surya, mendepak besar volume material dipanaskan dari lapisan luar kedua benda. Sebuah piringan yang berisikan materi penyusun mulai terbentuk berputar, dan hal ini akhirnya terjebak bersama-sama untuk membentuk bulan di orbit sekitar Bumi. Teori ini dapat menjelaskan mengapa Bulan sebagian besar terbuat dari batu dan bagaimana batu itu terlalu panas. Selanjutnya, kita lihat bukti di banyak tempat di tata surya yang tabrakan seperti itu umum terlambat dalam tahap pembentukan tata surya. Hal itu terjadi pada 4.45 miliar tahun yang lalu, saat bumi masih muda dan permukaan bumi tidak sepadat sekarang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me